Kesalahan yang sering dilakukan dalam membuat CV dan contoh CV yang baik

Terlalu banyak informasi atau informasinya tidak relevan

Saya sering menerima CV yang dilengkapi dengan lampiran KTP, SIM, sertifikat kepanitiaan, dan sebagainya. Lampiran tersebut sungguh tidak perlu dan hanya akan memperbesar ukuran file CV. Saya selalu berusaha memastikan bahwa CV saya tidak lebih dari 1 MB.

Ada pula yang menyantumkan hobi, contohnya adalah makan, ke dalam CV. Apa guna informasi Anda yang doyan makan dengan kualifikasi Anda untuk melakukan maupun menyelesaikan pekerjaan terkait dengan lowongan yang Anda pilih?

Terlalu sedikit informasi

Saya juga sering mendapat CV yang minim informasi. Misalnya hanya mencantumkan posisi Staf di pekerjaan terakhir. Staf apa? Apa yang Anda lakukan di perusahaan tersebut?

Berbohong

Hal ini juga menarik. Saya pernah menemui seseorang yang menyantumkan semua bahasa pemrograman ke dalam daftar keahliannya, padahal orang itu baru lulus kuliah.

Ada pula yang memproklamirkan dirinya 90% mahir menggunakan suatu perangkat lunak, misalnya Adobe Photoshop (PS). Apa parameternya? Apakah nilai 90% berarti Anda bisa memanipulasi gambar hanya dalam hitungan detik? Apakah berarti Anda bisa menghapal seluruh shortcut key yang ada di perangkat lunak tersebut?

Biasanya kebohongan ini baru bisa terlihat saat orang itu diterima bekerja.

Tidak mencetaknya

Bisa dibilang tip ini agak kuno: mencetak CV di zaman digital. Bukankah rekruter sudah menerima soft copy CV kita melalui surel/aplikasi?

Saya melihatnya sebagai peluang untuk branding diri Anda sebagai orang yang siap bekerja. Anda mencetak CV Anda tanpa diminta.

Saya selalu mencetak minimal tiga kopi CV setiap diundang wawancara. Biasanya saat wawancara ada 2 orang: HR maupun user. Terkadang user mengajak rekan di timnya untuk mewawancarai Anda, jadi melebihkan jumlah kopi adalah persiapan yang sangat baik.

Tambahan:

Dengan mencetak CV dan memberikannya saat wawancara, Anda bisa membuat pewawancara fokus terhadap Anda. Melihat CV di layar laptop cenderung membuat pewawancara terdistraksi, misalnya dengan notifikasi yang muncul di layar seperti surel dari bos ataupun keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan ketika mewawancarai Anda.

Saya pernah menguji teori saya ini: beberapa kali saya datang wawancara tanpa CV, dan beberapa kali pula saya datang dengan membawa CV tercetak. Hasilnya sesuai dengan prediksi saya. Saya bisa “mengontrol” pewawancara agar fokus terhadap saya ketika memberikan CV saya yang sudah dicetak. Dengan begitu mereka akan punya bahan lebih banyak untuk menggali kualifikasi saya, karena mereka memegangnya dan melihatnya secara langsung tanpa adanya gangguan.


Bonus

Sebagai bonus, saya lampirkan CV saya dari masa ke masa. Untuk CV yang lama akan saya buramkan karena informasinya sudah “kuno”.

2011-2013

Ini CV pertama saya setelah mulai bekerja. Karena masih minim pengalaman, jadi saya memasukkan beberapa pengalaman kepanitiaan maupun magang. Tampilannya terlalu ramai namun ukurannya masih di bawah 1 MB. Saya dulu juga termasuk yang menambahkan informasi tidak relevan yang bisa dilihat di kolom Interests.

Saya menyebar CV ini ke banyak perusahaan namun beberapa saja yang mengundang saya untuk wawancara.

2014-2016

Belajar dari kesalahan, akhirnya saya menghapus kolom Interests dan menggantinya dengan daftar klien yang pernah saya tangani saat menjadi pekerja lepas. Saya juga memutuskan untuk menghapus foto pada CV saya.

CV ini membuat saya dipanggil wawancara di Go-Jek pada Juli 2015 lalu.

2017-2018

Saya mencoba membuat tampilannya seminim mungkin dan hanya memberi aksen tertentu untuk ikon dan di warna. Secara garis besar tampilannya tidak berbeda jauh dengan yang sebelumnya. Perbedaan mencolok terdapat di bagian logo, akhirnya saya merasa puas dengan logotype ini.

Saya juga menghapus kolom klien yang pernah saya tangani karena sudah tidak diperbarui lagi. Saat itu (sampai sekarang) saya sudah jarang menerima pekerjaan sampingan.

Oh iya, CV ini membuat saya dipanggil oleh IBM.

2019

Ini CV saya saat ini. Saya menambahkan sidebar untuk informasi pelengkap seperti kontak, sertifikat, dan berbagai alat yang biasa saya gunakan saat bekerja. Saya juga menambahkan logo perusahaan dan foto diri agar tidak terlalu monoton.

CV ini belum saya kirim ke mana pun karena saya masih betah bekerja di IBM. Doakan semoga CV ini bisa membuat saya diundang wawancara untuk masa depan yang makin baik.


Catatan: Ini adalah salinan jawaban saya di Quora. Saya akan menulis ulang jawaban yang saya suka di Quora ke dalam blog saya.

3 people recommended this post

Related posts