Walaupun sudah sarjana tapi kenapa masih saja sulit mendapatkan pekerjaan?

Berdasarkan Kopertis, jumlah lulusan perguruan tinggi Jakarta saja ada hampir 200 ribu orang dan total seluruh Indonesia ada lebih dari 1 juta orang per tahunnya. Memang, di sana tidak dijelaskan mengenai tingkatan pendidikannya (diploma, sarjana, magister, dsb), tetapi anggaplah demikian.

Bisa dibayangkan saya hanya 1 dari 200.000 orang Jakarta yang berebut mencari pekerjaan, ini belum termasuk lulusan tahun sebelumnya maupun lulusan daerah lain yang ingin mengadu nasib di kota kelahiran saya. Selembar kertas fancy ini tidak punya kesaktian apa-apa. Saya tidak spesial. Ijazah S1 saya tidak spesial. Gelar Sarjana Seni dalam bidang Desain Komunikasi Visual yang saya dapatkan susah payah selama 8 tahun juga tidak spesial.

Ternyata, yang pemberi kerja butuhkan adalah bukti kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang kadang dihitung dan disederhanakan dengan pengalaman bekerja.

Meme pengalaman kerja
Meme ini cukup menggambarkan ironi yang dialami para pencari kerja.

Ada dua cara yang bisa dicoba untuk mendapatkan pengalaman bekerja.

  1. Magang. Bukan, bukan magang yang disuruh oleh kampus, tapi magang yang kita lakukan sendiri untuk mencari pengalaman. Memang honornya tidak seberapa, tapi tujuannya kan untuk mencari pengalaman. Bahkan, bisa saja kita diangkat menjadi karyawan tetap karena berprestasi saat magang seperti yang dialami oleh beberapa teman saya di berbagai kantor lama.
  2. Menjadi relawan. Ada satu kutipan yang saya suka tapi saya lupa sumbernya: Volunteering is great. It’s an evidence for other people that you love the thing that you’re doing. Ada banyak manfaat yang didapatkan dengan menjadi relawan. Selain menambah pengalaman kerja yang bisa dicantumkan dalam CV/resume, menjadi relawan juga membuka peluang-peluang baru. Kita bisa memperluas jaringan kita, yang bisa saja nanti mendapat tawaran pekerjaan darinya seperti yang saya alami. Kita juga belajar bekerja dan membuat flow kerja sendiri karena jarang sekali ada pekerjaan sukarela yang terstruktur rapih. Beberapa perusahaan besar bahkan mengharapkan karyawannya untuk bekerja sukarela di berbagai kegiatan sosial.

Masih ingin hanya mengandalkan ijazah saja?


Catatan: Ini adalah salinan jawaban saya di Quora. Saya akan menulis ulang jawaban yang saya suka di Quora ke dalam blog saya.

1 people recommended this post

Related posts