Pola desain yang seharusnya dihindari tetapi malah sering digunakan (bagian 2)

Carousels

Carousels are effective at being able to tell people in Marketing/Senior Management that their latest idea is now on the Home Page.

They are next to useless for users and often “skipped” because they look like advertisements. Hence they are a good technique for getting useless information on a Home Page (see first sentence).

Lee Duddell

Sama seperti hamburger di atas, fungsi carousel adalah untuk memasukkan banyak konten ke dalam satu ruang kecil. Sewaktu di unicorn startup dulu, tim saya pernah berdebat dengan tim Marketing karena masalah ini.

Mereka ingin agar slide yang dipasang dalam carousel di situs web tidak dibatasi karena mereka memiliki banyak konten promosi. Karena startup itu besar akibat data, kamipun memaparkan data yang sesuai: berdasarkan penelitian, pengunjung hanya melihat 1–2 slide saja, sisanya diabaikan.

Waktu itu perdebatannya sampai ke bos besar divisi kami, mantan orang account yang hanya bisa berjualan dan tidak mengerti apapun. Ia lalu memaksa kami menurutinya. Kami terpaksa mengikutinya walau kami tetap memantau kinerjanya.

Akibatnya, situs web kami menjadi sangat lamban karena banyaknya slide yang harus dimuat. Kalau tidak salah ada sepuluh slide yang dipasang sekaligus. Hasilnya? para pengunjung yang masih betah menunggu situs terbuka sempurna ternyata hanya mengklik dua slide pertama saja.

Berbekal data ini, kami memaksa untuk menurunkan carousel di bagian hero situs web, bahkan hingga saat ini, beberapa tahun setelah saya resign.

NNGroup, sebagai salah satu kiblat UX, menyatakan beberapa kelemahan carousel yang mereka sebut dalam artikel berjudul “Auto-Forwarding ….“. Kalau saya penulisnya akan saya namakan Auto Sekip. Oke, sekip.

  1. Banner blindness. Ini salah satu penyebab utamanya. Apapun yang pengguna anggap mirip dengan promosi/iklan, pengguna cenderung mengabaikannya.
  2. Moving UI elements usually reduce accessibility. Ini mirip dengan di jalan tol. Apakah ada iklan seukuran stiker di jalan tol? Tidak ada karena tidak akan terbaca/dibaca maupun karena kecepatan kendaraan yang cukup tinggi.

ConversionXL menambahkan satu alasan lagi (ada dua sih, tapi ini yang saya suka):

Too many messages equals no message.

ConversionXL

Pendapat keduanya diamini pula oleh hasil temuan Pyxl:

Kredit: Pyxl

Bayangkan, hanya slide pertama saja yang diperhatikan (dan diklik) oleh para pengguna situs web tersebut!

Namun, Pyxl tidak sepenuhnya melarang carousel. Mereka menyatakan kalau pintar memakainya justru bisa membuat pengguna tertarik seperti contoh mockup yang mereka buat:

Kredit: Pyxl

Instead of having auto-rotating sliders of content and images, consider stagnant content with rotating photos, bringing a variety of visuals to a website visitor while allowing them to focus on one singular piece of content and one CTA.

Pyxl

Oh iya, penggunaan carousel sesuai peruntukkannya juga perlu seperti carouselkupon promo terbaru di laman promosi beberapa e-commerce. Tujuan pengguna ke laman itu untuk melihat informasi promosi, jadi mereka (kemungkinan besar) tidak akan mengabaikan carousel.


Bagian 1: Hamburger

8 people recommended this post

Related posts