Desainer dan Rasio Emas

Jujur saja, saya tidak pernah memakai rasio emas.

Rasio emas adalah mitos belaka. Menurut saya prinsip rasio emas hanya “akal-akalan” untuk “mengilmiahkan” tampilan desain yang mereka buat.

Persepsi orang mengenai bagus-tidaknya sebuah tampilan desain adalah masalah selera. Selera tidak bisa dibantah. Sayangnya, rasio emas sekadar diambil begitu saja dan digunakan untuk membenarkan proses dari sebuah desain: “Ya, saya memakai prinsip rasio emas. Desainnya sudah pasti bagus. Anda tidak bisa membantahnya.”

Desain (tampilan) adalah soal selera, ini pula yang membuat saya mengundurkan diri dari “dunia penampilan” seperti desain grafis maupun desain antarmuka (interface). Saya lebih memilih menjadi desainer pengalaman pengguna (user experience) karena lebih ilmiah: mengacu kepada data dan hasilnya bisa lebih dipertanggungjawabkan berupa perspektif yang didapat dari user testing.


Tambahan: Ini adalah salah satu bantahan terbaik untuk mitos terbesar mengenai logo Apple: David Cole’s answer to Does the Apple logo really adhere to the golden ratio?


Catatan: Ini adalah salinan jawaban saya di Quora. Saya akan menulis ulang jawaban yang saya suka di Quora ke dalam blog saya.

  Do you recommend this post?

Related posts