Tentang UX Writing

UX Writer adalah profesi yang sangat sulit. Hobi menulis saja bukan jaminan seseorang bisa melakukannya, dan ini yang sering disalah pahami.

UX writing bertujuan untuk membantu user dalam menyelesaikan ‘masalahnya’, apakah itu untuk memilih barang, melakukan pembelian, menyelesaikan pembayaran, dsb. Copywriting berbeda di mana tujuannya adalah untuk meyakinkan seseorang sehingga cenderung bertele-tele dalam penulisannya.

UX Writer juga harus memperhatikan kebiasaan yang ada di pengguna, apa saja bahasa yang umum digunakan di kalangan pengguna. Tujuannya adalah agar pengguna tidak perlu berpikir dua kali mengenai maksud dari tulisannya.

Ini adalah satu contoh penulisan UX yang buruk.

Fitur ‘split fare’ di Uber diterjemahkan bebas menjadi ‘pecah tarif’.

“Apa yang dipecahkan? Tarif saya dipecah maksudnya tuh apa ya?”

Saya baru tahu maksud ‘pecah tarif’ setelah melihat versi bahasa Inggrisnya.

“Oh itu mah patungan!”

Saat itu Uber baru menerima pembayaran menggunakan kartu kredit saja yang artinya pasar penggunanya terbatas. Tapi saya yakin, kelas manapun di Indonesia pasti tahu arti ‘patungan’.

Ini juga yang merupakan kesalahan banyak perusahaan teknologi luar yang masuk ke Indonesia, menganggap siapapun yang bisa bahasa Indonesia akan bisa menerjemahkan UX kata per kata, tidak melihat konteks dan latar belakang penggunanya.

Saat ini saya mengagumi para UX Writer yang ada di GOJEK. Tulisan-tulisan mereka membuat pengalaman saya memakai GOJEK menjadi lebih menyenangkan.

Misalkan saya ingin memesan GORIDE untuk bepergian ke suatu tempat. Saya akan mendapatkan satu layar berisi peta dan kolom pencarian alamat. Sebagai non-UX writer, saya akan memberikan judul Pilih Tujuan untuk layar tarik (drawer) ini.

Apa yang GOJEK lakukan? Mereka menulis Mau ke mana hari ini? di layar itu.

Saya jadi membayangkan perdebatan di balik tulisan ini.

😎: Kenapa ga tulis ‘Pilih Tujuan’ aja sih? Singkat, tepat, jelas, orang yang baca ga perlu mikir.

🤓: ‘Mau ke mana hari ini?’ juga singkat, tepat, jelas, dan ga pake mikir. Emang lebih panjang dikit, sih, tapi di sini ada sentuhan personal. GOJEK lebih terasa manusiawi dan peduli di sini, ketimbang hanya seonggok sistem yang nyambungin ojek dan penumpang aja.

😎: Ya juga sih. Eh laper nih. Makan yuk!

🤓: Mau ke mana hari ini?


Catatan: Ini adalah salinan jawaban saya di Quora. Saya akan menulis ulang jawaban yang saya suka di Quora ke dalam blog saya.

5 people recommended this post

Related posts