Apa itu design thinking?

Design thinking adalah metodologi desain yang menyediakan pendekatan berbasis solusi (solution-based) untuk memecahkan masalah.

View this post on Instagram

A post shared by Rifat Najmi (@rifatnajmi)

Versi design thinking

Ada banyak versi design thinking yang beredar seperti versi IDEO, Stanford, maupun IBM, namun kesemuanya memiliki kesamaan: berempati dengan kebutuhan manusia/pengguna, merumuskan masalah, dan berulang kali mengembangkan solusinya.

Versi IDEO

Design Thinking versi IDEO

Versi Stanford

Versi ini juga dipakai oleh The Interaction Design Foundation — IxDF.

Design Thinking versi Stanford

Versi IBM

Design Thinking versi IBM

Proses desain thinking

Saya sudah disertifikasi oleh IBM dan IDF untuk menerapkan metodologi ini, namun saya hanya akan membahas yang versi Stanford/IDF saja secara linear untuk kemudahan pembahasan.

(Catatan: gambar-gambar yang saya buat di bawah ini bebas untuk direproduksi dengan memperhatikan lisensi CC BY-NC-SA 4.0 )


Design Thinking

Penjelasan Design Thinking

Design thinking adalah metodologi pemecahan masalah secara kreatif yang tidak hanya diterapkan untuk urusan desain saja, namun juga bisa untuk hal lainnya. Design thinking versi Stanford/IDF memiliki 5 tahapan yang dilakukan secara non-linear, yaitu Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test.

Empathize

Empathy dalam Design Thinking

Tahapan pertama ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman empatik mengenai pengguna, yaitu dengan mengobservasi dan berinteraksi dengan pengguna agar kita bisa berempati dengan mereka. Selain itu, tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghilangkan asumsi-asumsi yang kita miliki dan bisa mendapat pemahaman dan wawasan mendalam mengenai motivasi dan kebutuhan pengguna.

Contoh

Bus Transjakarta

Kita ingin memperbaiki layanan Transjakarta untuk jalur 1E (Blok M – Pondok Labu). Kita bisa menanyakan pengguna yang memakai jalur tersebut, menanyakan apa saja pengalamannya dan keluhannya. Kita juga bisa mencoba jalur tersebut di berbagai waktu yang berbeda seperti saat rush hour (berangkat/pulang) maupun saat jam sepi.

Define

Define dalam Design Thinking

Setelah mengumpulkan berbagai temuan dari tahapan empathize, kita bisa mulai menganalisa temuan tersebut untuk dapat merumuskan permasalahannya.

Contoh

Setelah mengobservasi dan mewawancarai pengguna Transjakarta 1E dan juga mencoba langsung rute tersebut, kita mulai menuliskan temuan-temuan kita, misalnya jumlah busnya sedikit, durasi perjalanan sangat lama, hingga busnya selalu penuh sesak saat rush hour.

Suasana Transjakarta
(Sumber gambar)

Ideate

Ideate dalam Design Thinking

Ideate adalah saat kita membuat beberapa alternatif solusi untuk memecahkan masalah yang kita rumuskan sebelumnya. Dari berbagai alternatif itu bisa kita pilih mana yang memungkinkan untuk diterapkan.

Contoh

  • Alternatif 1: Durasi perjalanan yang lama disebabkan oleh jalur yang dilalui tidak steril. Membuat jalur khusus bus harus memperhatikan beberapa faktor seperti ruas jalan yang dilalui cukup sempit dan juga bersinggungan dengan proyek MRT.
  • Alternatif 2: Bus terasa penuh sesak saat rush hour yang disebabkan oleh dua hal, yaitu bus yang digunakan adalah yang berukuran kecil dan keterbatasan jumlah armada. Solusi yang bisa dilakukan adalah menggunakan bus yang besar atau memperbanyak jumlah armada.

Alternatif 2 lebih memungkinkan untuk diterapkan dan ini yang akan kita pilih.

Prototype

Prototype dalam Design Thinking

Prototype adalah tahapan untuk mencoba solusi yang telah dibuat dengan skala yang lebih kecil.

Contoh

Dalam kasus Transjakarta ini, prototype bisa menggunakan simulasi komputer untuk melakukan perhitungannya.

Contoh simulasi

Test

Testing dalam Design Thinking

Test adalah waktunya untuk menggali temuan baru dari pengguna mengenai solusi yang diterapkan dan terus mengembangkan solusinya.

Contoh

Dari hasil simulasi komputer, ternyata menggunakan bus besar lebih efektif untuk diterapkan. Kita lalu mengganti seluruh bus kecil dengan bus besar dan mengujinya selama sekian waktu.

Bus Transjakarta
(Sumber gambar)

Selesai? Tidak. Kita tetap harus menganalisisnya. Kita kembali menanyakan ke penumpang untuk mendapatkan temuan-temuan yang baru. Kita juga harus menganalisa data seperti jumlah penumpang yang bisa diangkut tiap harinya.

Misal… Ternyata dengan menggunakan bus besar ini minat orang memakai Transjakarta 1E bertambah besar sehingga busnya kembali penuh sesak. Apa yang harus dilakukan? Bisa kembali ke tahapan Define atau langsung ke Ideate, tergantung kebutuhan.

Penutup

Kredit dan Lisensi penggunaan gambar

Silahkan mengunduh booklet yang saya gunakan untuk membuat gambar-gambar di atas: Design Thinking Bootleg.


Untuk mengikuti kursus Design Thinking, sila kunjungi tautan berikut: https://rifatnajmi.com/design/sertifikat-design-thinking/


Catatan: Ini adalah salinan jawaban saya di Quora. Saya akan menulis ulang jawaban yang saya suka di Quora ke dalam blog saya.

9 people recommended this post

Related posts